GINDA: ANAK MUDA KOTA SOLO HARUS MELEK POLITIK

 Penulis: Wisista Syahda

Talkshow Anak Muda Melek Politik yang melibatkan Ginda Ferachtriawan (49) Anggota DPRD Kota Solo pada Jumat, (19/4/2024). Foto: Wisista Syahda/Solo. 


SOLO – Ginda Ferachtriawan (49) selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo mengatakan dalam berpolitik anak muda perlu menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka secara efektif. Hal ini disampaikan Ginda saat menjadi pembicara dalam talkshow Anak Muda Melek Politik di Ruang 301 Gd. 1 Lt. 3 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya pada Jumat (19/4/2024). 

Ginda selalu memantau berbagai aksi unjuk rasa mahasiswa. Dia berharap mahasiswa semakin meningkatkan pemahaman mereka tentang politik. Ginda juga menekankan penting bagi anak muda untuk cerdas dan memahami isu-isu agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses demonstrasi dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan negara.

“Selama saya menjabat menjadi anggota dewan, setiap tahun kami selalu ada demo kecuali pada masa Covid-19 dan ketika anak mahasiswa demo yang kami dapatkan ya hanya seperti orasi, caci maki, kemudian kalimat-kalimat menurut saya kadang-kadang lucu,” kata politisi muda ini.

Selain itu, Ginda membagikan pengalaman menariknya selama menjabat sebagai anggota dewan. Dia sering kali dihadapkan pada situasi yang menegangkan seperti demonstrasi mahasiswa. Dalam situasi tersebut, Ginda menghadapi berbagai aksi protes yang disertai dengan orasi, caci maki, dan bahkan kalimat-kalimat lucu.


Paparan Materi Demo Para Mahasiswa dalam Talkshow Anak Muda Melek Politik di Gd. 1 Lt. 3 Fakultas Ilmu Budaya pada Jumat (19/4/2024). Foto: Annisa Tri Hapsari/Solo.



Selain itu, Ginda menyampaikan dua jenis cara anak muda agar dapat terlibat dalam dunia politik secara efektif. Dengan demikian, Ginda berharap anak muda Kota Solo pemikirannya dapat terbuka untuk meningkatkan kesadaran diri dan kualitas tentang pentingnya peran mereka dalam berpolitik.

"Saya selalu menyampaikan berpolitik itu ada dua jenis yaitu aktif, ikut dalam partai berpolitik, ikut kampanye dan coblos dan cukup pasif, membaca berita, cukup melihat kemudian pada saatnya ada pemilu kalian nyoblos," ujar Ginda. 


Menurutnya, kebijakan publik selalu berlangsung di ranah politik. Politisi muda ini menilai tindakan yang dilakukan oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif selalu berada di ranah politik, tidak peduli ada yang suka ataupun tidak suka. Dia menekankan pentingnya anak muda untuk mempengaruhi kebijakan publik yang akan muncul.


Ginda terang-terangan memberi tahu strategi efektif agar anak muda melek politik.

“Menurut saya yang pertama adalah berpendidikan politik, siapa yang berkewajiban?” tutur pria berkacamata.

Ginda melanjutkan ucapannya yang membutuhkan pendidikan politik itu anak muda. Semestinya ini sudah diajarkan di bangku SMP lalu SMA. 

Di sisi lain, Pemerintah Kota Solo menjalankan kebijakannya dengan mempunyai anggaran Rp 2 triliun dan 20% dari itu diwajibkan untuk dunia pendidikan, tidak hanya di Kota Solo, tetapi di semua kota bahkan negara Indonesia berapapun APBN-nya pasti 20% dari itu dipakai untuk pendidikan.

“Kalian mau tahu tidak apa yang selama ini dilakukan oleh 20% itu,” celetuk pria berumur 49 tahun itu.

Ginda menyebut anggaran tersebut untuk membangun sekolah, memperbaiki sekolah, dan menggaji para guru.

Anggota dewan itu membeberkan jumlah di Kota Solo sendiri terdapat 9 SMA, 27 SMP, dan 146 SD. Hal ini dapat bermasalah ketika anak-anak SMP di Kota Solo yang akan naik ke jenjang SMA kesulitan mendapatkan sekolah mengingat persaingan zonasi yang ketat dan jumlah SMA yang lebih sedikit daripada jumlah SMP. 

Ginda mengharapkan jumlah SMA di Kota Solo bisa bertambah lebih banyak lagi untuk keberjalanan pendidikan politik agar lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAMPILKAN WAJAH BARU, MUSEUM BENTENG VREDEBURG BUKA KEMBALI JUNI 2024

GOL PERTAMA INDONESIA VS UZBEKISTAN OFFSIDE, PENONTON DI SOLO KECEWA